Evaluasi Ketimpangan Wilayah di Kabupaten Berau dengan Pendekatan Kapabilitas
Abstract
Development in Indonesia is carried out as an effort to improve the welfare of the community in rural areas and urban areas. But in reality, there are still disparities between rural and urban areas. In the framework of livelihood capital, the inequality between rural and urban areas is not only assessed as a condition of the wide gap between the economic conditions of people in rural areas and people in urban areas, but also seen from the state of not optimal community capability in improving welfare and supporting a decent living for all levels of society . For this reason, a study was conducted that aims to identify the capabilities of the people in rural and urban areas. This study uses descriptive statistical analysis method, with the results showing that the asset components that need to be prioritized for development are assets that form the factors of Economic Institutional Assets (EIA) and Public Tangible Assets (PTA).
Keywords: Urban, Rural, Inequality, Capabilities
ABSTRAK
Pembangunan di Indonesia diwarnai permasalahan ketimpangan antar wilayah, baik ketimpangan antara perkotaan dengan perdesaan, antarprovinsi, antarkabupaten, serta antara bagian wilayah dalam satu kabupaten/kota. Pengukuran ketimpangan sering dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan. Di Indonesia ketimpangan antarwilayah sering diartikan sebagai kondisi perbedaan pendapatan antarwilayah, maka dalam pengukuran ketimpangan sering menggunakan data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Namun, penggunaan pendekatan PDRB dalam mengevaluasi ketimpangan memiliki kekurangan, pertama karena tidak tersedianya data PDRB kecamatan dan kelurahan di sebagian besar wilayah. Kedua, perhitungan ketimpangan menggunakan PDRB hanya memperhatikan dimensi ekonomi suatu wilayah, belum memperhatikan aspek geografis, sumberdaya alam, infrastruktur dan sumber daya alam. Untuk itu, dilakukan penelitian yang bertujuan mengevaluasi ketimpangan antar bagian wilayah menggunakan pendekatan kapabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisa statistikdeskriptif, dengan hasil menunjukkan bahwa indeks ketimpangan di Kabupaten Berau adalah sebesar 0,91, artinya terdapat ketimpangan yang tinggi antar bagian wilayah di Kabupaten Berau. Adapun faktor kapabilitas yang memiliki perbedaan signifikan antara bagian wilayah perdesaan dan bagian wilayah adalah faktor Economic Institutional Assets (EIA) dan Public Tangible Assets (PTA).
Kata kunci: Perkotaan, Perdesaan, Ketimpangan, Kapabilitas
Full Text:
PDFReferences
BAPPEDA. (2020). Analisis Ketimpangan Wilayah Provinsi Kalimantan Timur 2020. 1–42.
Fauzan, Alim. (2020). Capability Approach for Evaluating Minapolitan Program In Klaten Regency, Central Java Province, Indonesia. (Thesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Firdaus, M. (2013). Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah di Indonesia: Fakta dan Strategi Inisiatif. Orasi Ilmiah, 54.
JICA. (1996). Chapter 4 Effective Approaches for Rural Development 1.
Organisation for Economic Co-operation and Development, OECD (2001). The well-being of nations: the role of human and social capital. Paris: Centre for Educational Research and Innovation, Organisation for Economic Co-operation and Development. p. 9. ISBN 9789264185890.
Pramono, R. W. D. (2016). Capability Approach for well-being Evaluation in Regional Development Planning Case Study in Magelang Regency, Central Java, Indonesia.
Pramono, R. W. D. (2020). Evaluasi Dan Perencanaan Pembangunan Wilayah Dengan Pendekatan Kapabilitas. Sleman: Deepublish.
Pramono R, Nurfajrina IA, Nariswari N. (2019). Aspek-Aspek Pembentuk Kualitas Tempat Berdasarkan Survei Kapabilitas: Determinan bagi Kebahagiaan Masyarakat. TATALOKA. 21(1):153.
Rahman, A. (2018). Identifikasi Strategi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Sungaiambawang Kabupaten Kuburaya Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Manajemen Pembangunan, 5(1), 17–36. http://ejournal.ipdn.ac.id/JMPB/article/view/485
Raymond, C. M., & Cleary, J. (2013). A tool and process that facilitate community capacity building and social learning for natural resource management. Ecology and Society, 18(1). https://doi.org/10.5751/ES-05238-180125
Santipolvut, S., Bejranonda, S., & Udomwitid, S. (2011). The Development of Community Empowerment Indicators and Its Application in Thailand. Shanghai International Conference on Social Science (SICSS), Agustus 2011, 1–8. https://doi.org/10.13140/2.1.2656.4806
Sen, A. (2000). Devleopment as freedom. 384.
Simbolon, T. R. (2017). Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera. https://doi.org/10.31227/osf.io/xzmr9
Sutarno, & Kuncoro, M. (2003). Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Kecamatan Di Kabupaten Banyumas, 1993-2000. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(2 Desember), 97–110. http://www.jurnal.uii.ac.id/JEP/article/view/630/560
Tarigan, A. (2003). Rural - Urban Ecnonomic Linkages: Konsep dan Urgensinya dalam Memperkuat Pembangunan Desa. Perencanaan Pembangunan, 30, 30–43.
Warda, N., Elmira, E., Rizky, M., Nurbani, rachma indah, & Izzati, ridho al. (2019). Dinamika Ketimpangan dan Penghidupan di Perdesaan Indonesia 2006 – 2016. The SMERU Research Institute, November 2019, 61.
Williamson, J. G. (1965). Regional Inequality and the Process of National Development, Development and Cultural Change 133-45.
DOI: https://doi.org/10.32487/jshp.v5i2.1169
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JSHP: Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License