Perancangan Sistem Pipa Pertukaran Air Ballas Metode Flow-Through pada Kapal SPOB 8500 KL
Abstract
Abstrak
International Maritime Organization telah mengatur pengelolaan air ballas, dan salah satu metode pertukaran air ballas yang diakui adalah metode flow-through. Secara umum metode ini melakukan pertukaran air ballas dengan memompa paksa air ballas pengganti sekitar tiga kali dari kapasitas tangki dan akan keluar melalui luapan. Sistem ini dapat menjadi bagian dari sistem ballas pada umumnya sehingga diperlukan perancangan yang komprehensif termasuk dalam penentuan pipe support. Perancangan sistem ballas pada kapal SPOB 8500 KL ini diawali dengan penentuan ukuran pipa dan kapasitas pompa yang digunakan, lalu dilanjutkan dengan pemodelan 3 dimensi dengan bantuan software autopipe untuk menganalisis tegangan pada jalur perpipaan serta mengetahui jumlah komponen sistem perpipaan yang akan digunakan. Setelah dilakukan proses perhitungan, maka diperoleh diameter pipa ballas dengan NPS 125mm, ID 122.55 mm, OD 141.3 mm, dengan ketebalan 9.525 mm. Adapun kapasitas pompa adalah sebesar 86 m3/jam dengan head pompa senilai 58.1 meter. Pada tahap analisis kekuatan pipa diperoleh tegangan paling tinggi berada pada node 59 sebesar 30432.04 N/mm2, dan setelah dilakukan penambahan pipe support nilai tegangan dapat diturunkan menjadi 6.05 N/mm2 sehingga semua titik-titik pada sistem berada di bawah nilai tegangan izin berdasarkan allowable pipe span pada batasan defleksi. Sedangkan jumlah material yang dibutuhkan diketahui sebanyak 80 unit pipa dengan panjang 6 meter, pipe support tipe shoe (127 unit), tipe rod hanger (28 unit) dan tipe U-Bent (2 unit), gate valve (32 unit), SDNR valve (10 unit), Slip-on flange (84 unit), Strainer (2 unit), elbow ( 84 unit), t-joint (38 unit) dan bellmouth (12 unit).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
M. Rastegary, “The Ballast Water Management Convention and its impacts on the shipping industry,” Payam Darya, vol. 5, pp. 41–59, 2017.
American Bureau of Shipping, “Guide for Ballast Water Exchange.” 2020.
I. Abdillah and M. Basuki, “Model Pengolahan Air Ballast Kapal akibat deballasting di pelabuhan Teluk Lamong Berbasis Risiko,” p. 5.
H. A. Mooney and E. E. Cleland, “The evolutionary impact of invasive species,” Proceedings of the National Academy of Sciences, vol. 98, no. 10, pp. 5446–5451, May 2001, doi: 10.1073/pnas.091093398.
P. Budi, D. Ratna, and J. Nanang, “Ballast water treatment technology dan implementasi konvensi internasional untuk kapal berbendera Indonesia,” vol. 1, no. 1, pp. 7–15, 2020.
S. Kanappan, Introduction to pipe stress analysis. Tennessee: A Wiley-Intersciensce Publication, 1986.
D. P. Vakharia and M. Farooq A, “Determination of maximum span between pipe supports using maximum bending stress theory.,” vol. 1, no. 6, p. 4, 2009.
P. Mahardhika, “Penentuan Allowable Span antar Penyangga Pipa SLF berdasarkan Tegangan, Defleksi, Frekuensi Alami,” Media Komunikasi Teknologi, vol. 21, no. 2, p. 27, Dec. 2017, doi: 10.31284/j.iptek.2017.v21i2.149.
P. A. Pridyatama and B. A. Kurniawan, “Analisa Rancangan Pipe Support pada Sistem Perpipaan High Pressure Vent Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan Caesar II,” 2014, vol. 3, no. 2, pp. 168–173, 2014.
DOI: https://doi.org/10.32487/jtt.v9i2.1192
Refbacks
- There are currently no refbacks.
JTT (Jurnal Teknologi Terpadu) has been indexed by:
|
|
|
|
|
|
|
|
|