Kenyamanan Termal Adaptif Rumah Tinggal di Kota Timika Papua
Abstract
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan temperatur dan kelembaban yang tinggi di beberapa kota termasuk di Timika. Hal ini menyebabkan kondisi termal yang tidak nyaman serta penggunaan standar kenyamanan ruang yang ada sering berbeda dengan persepsi penghuni sehingga mengakibatkan pemborosan energi pendingin ruang.Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui kenyamanan termal adaptif pada penghuni rumah tinggal sederhana berventilasi alami di kota Timika, yakni kenetralan, keberterimaan dan preferensi termal penghuni, dan (2) mengetahui perilaku adaptif penghuni dalam pencapaian kenyamanan termal individu. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu rumah tinggal berventilasi alami pada salah satu perumahan di daerah urban dan suburban di kota Timika. Digunakan pengukuran empat parameter lingkungan, yakni suhu, kelembaban, kecepatan udara, dan mean radiant temperature (MRT).Data diperoleh melalui pengisian kuesioner kepada seratus responden di daerah urban dan suburban.Data kenetralan termal dianalisis dengan analisis regresi menggunakan software SPSS 19, sedangkan keberterimaan dan preferensi termal serta perilaku adaptif dianalisis berdasarkan hasil dari jawaban kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenetralan termal yang tinggi, yaitu 30.560C Top pada daerah urban dan 30.170C Toppada daerah suburban. Lebih dari 90% responden dapat menerima kondisi termal setempat.Akan tetapi, lebih dari 50% menginginkan kondisi termal menjadi lebih sejuk.Perilaku yang paling sering dilakukan responden dalam mencapai kenyamanan termal individu, yakni menyalakan kipas angin.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Sujatmiko Wahyu. (2011). Kenyamanan Termal Adaptif Pada Bangunan Perkantoran yang Memiliki Tingkat Infiltrasi Udara Luar Cukup Tinggi Sebagai Basis Data Menuju Standar Kenyamanan Termal Indonesia.Prosiding PPI Standardisasi 2011 – Yogyakarta, 14 Juli 2011.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2015). Data Temperatur, Kelembaban dan Kecepatan Angin Kota Timika Bulan Maret 2015
Napitupulu Sally Septiana. (2014). Pengaruh Orientasi Bangunan dan Kecepatan Angin terhadap Bentuk dan Dimensi Filter Pada Fasad Bangunan Rumah Susun. E-Journal Graduate Unpar, Vol. 1, N0.2 ISSN:2355-4274.
Talarosha Basaria. (2005). Menciptakan Kenyamanan Termal Dalam Bangunan.Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005.
Santoso Eddy Imam. (2012). Kenyamanan Termal Indoor Pada Bangunan Di Daerah Beriklim Lembab.Indonesian Green Technology Journal, E-ISSN.2338-1787.
Sangkertadi. (2013). Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Tingkat Kenyamanan Termal di Ruang Luar Iklim Tropis Lembab.Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, Vol. 2 No. 1.
Hermawan. (2014). Persepsi Kenyamanan Termal Penghuni Rumah Tinggal di Daerah Pegunungan dan Pantai.Jurnal LP3MPB Juli 2014.
Alfata Muhammad Nurfajri. (2011). Studi Kenyamanan Termal Adaptif Rumah Tinggal di Kota Malang.Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1: 9-17
Sujatmiko Wahyu. (2011). Kenyaman Termal Adaptif Hunian Kawasan Mangrove Centre-Batu Ampar-Balikpapan.Jurnal Permukiman Vol. 6 No. 3 November 2011 : 164-174
DOI: https://doi.org/10.32487/jtt.v7i2.750
Refbacks
- There are currently no refbacks.
JTT (Jurnal Teknologi Terpadu) has been indexed by:
|
|
|
|
|
|
|
|
|