KEKAKUAN PELAT BETON BERTULANG BERONGGA DUA ARAH DENGAN PEMANFAATAN PIPA PVC SEBAGAI PEMBENTUK RONGGA
Abstract
Peningkatan kuat lentur pada pelat beton bertulang dapat dilakukan dengan menambah tebal efektif pelat (d) atau tebal pelat. Namun penambahan ini akan membuat pelat menjadi lebih berat. Berat pelat dapat dikurangi dengan mengganti sejumlah beton pada daerah tarik dengan membuat rongga dari modifikasi pipa PVC tanpa mengurangi kuat lenturnya, dikarenakan kelemahan alami beton terhadap kuat tarik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh adanya rongga pada pelat beton bertulang terhadap kekakuan pelat, dilakukan di laboratorium dengan 3 varian benda uji yaitu pelat pejal (PP) dengan tebal 14 cm, pelat berongga (PB-1) dengan tebal yang sama dengan PP yaitu 14 cm serta pelat berongga (PB-2) memiliki volume yang sama dengan pelat PP dengan tebal 15,9 cm. Pelat PP, PB-1 dan PB-2 masing-masing memiliki panjang 275 cm dan lebar 180 cm dan di cor dengan beton cast in-situ dengan ukuran dan jarak tulangan yang sama. Pola pembebanan yang digunakan adalah pola pembebanan merata dengan analisa dua arah, pelat tertumpu sederhana pada keeampat sisinya. Penentuan kekakuan pelat dipengaruhi oleh nilai beban dan lendutan pada retak awal. Dimana kekakuan hasil analisa pelat PP 16,32 kN, PB-1 sebesar 14,79 kN dan PB-2 sebesar 23,94 kN, sedangkan nilai eksperimen kekakuan pada pelat PP sebesar 14,26 kN, pelat PB-1 sebesar 12,37 kN dan pelat PB-2 sebesar 22,35 kN.
Kata kunci : Pelat Berongga PVC, Retak Awal dan Kekakuan
THE STIFFNESS OF HOLLOW REINFORCEMENT CONCRETE IN TWO-WAY DIRECTION USING PVC PIPE AS A CAVITY
Increasing the flexural strength of reinforced concrete slabs can be done by increasing the effective thickness of the plates (d) or the thickness of the plates. However, this addition will make the plate heavier. The plate weight can be reduced by replacing the amount of concrete in the tensile area by creating a cavity from modified PVC pipe without reducing its flexural strength, due to the natural weakness of concrete in tensile strength. This research was conducted to determine the effect of cavities on reinforced concrete slabs on plate stiffness, carried out in a laboratory with 3 variants of test objects, namely solid plates (PP) with a thickness of 14 cm, hollow plates (PB-1) with the same thickness as PP and the hollow plate (PB-2) has the same volume as the PP plate with a thickness of 15.9 cm. PP, PB-1 and PB-2 plates each have a length of 275 cm and a width of 180 cm and are cast with in-situ cast concrete with the same size and reinforcement distance. The loading pattern used is a uniform loading pattern with a two-way analysis, the plate is supported simply on the sides. The determination of the plate stiffness is influenced by the load value and the deflection in the initial crack. Where the stiffness of the PP plate analysis results is 16.32 kN, PB-1 is 14.79 kN and PB-2 is 23.94 kN, while the experimental value of the stiffness on the PP plate is 14.26 kN, PB-1 plate is 12.37 kN and PB-2 plates of 22.35 kN.
Keywords : Hollow Reinforcement Concrete, Initial Crack, Stiffness
Full Text:
PDFReferences
F. Firdaus, S. Sangadji, and W. Hartono, “Analisis Perbandingan Efisiensi Penggunaan Hollow Core Slab (HCS) Dibandingkan Dengan Pelat Konvensonal In Situ Pada Proyek Pembangunan Gudang Ciwastra Bandung,” vol. i, pp. 1418–1426, 2017.
S. Sariman and A. R. Nurdin, “Perilaku Lentur Balok T Beton Tulang Berlapis Rongga Limbah,” Semin. Ilm. Nas. Tek. Sipil Univ. Bosowa, pp. 77–91, 2017.
T. Sipil, F. Teknik, and U. Indonesia, “Studi eksperimental balok berongga dengan pemanfaatan limbah botol pet,” 2013.
M. Maskimi, S. Murtiadi, and A. Akmaluddin, “Perilaku Struktur Balok Beton Berongga Bola,” Spektrum Sipil, vol. 5, no. 2, pp. 129–137, 2018.
M. Aldejohann, “Zum Querkrafttragverhalten von Hohlkörperdecken mit zweiachsiger Lastabtragung,” 2008.
A. Churakov, “Biaxial hollow slab with innovative types of voids,” Constr. Unique Build. Struct., vol. 6, no. 21, pp. 70–88, 2014.
P. C. J. Hoogenboom, “Analysis of hollow-core slab floors,” Heron, vol. 50, no. 3, pp. 173–185, 2005.
D. G. Jati, “Pemodelan Elemen Hingga Non Linier Pelat Satu Arah Beton Bertulang Berongga Bola,” J. Tek. Sipil, vol. 12, no. 4, pp. 233–240, 2016, doi: 10.24002/jts.v12i4.631.
A. L. Angkiriwang, P. Studi, T. Sipil, and F. Teknik, “Pengembangan Pelat Hollow Core Slab ( HCS ) sebagai Diafragma Struktur,” 2002.
J.-Y. Song, E. Kim S, H. Lee, and H.-G. Kwak, “Load Distribution Factors for Hollow Core Slabs with In-situ Reinforced Concrete Joints,” Int. J. Concr. Struct. Mater., vol. 3, no. 1, pp. 63–69, 2009, doi: 10.4334/ijcsm.2009.3.1.063.
ASTM E2322-032015.”Standart Test Method for Conducting Tranverse and Concentrated Load Test on Panels Used in Floor and Roof Construction .
Gere dan Timoshenko, 2000, “Mekanika Bahan 1”, Penerbit Erlangga, Jakarta
SK SNI 03-2847, 2019, “Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung”, Departemen Pekerjaan Umum Indonesia
Refbacks
- There are currently no refbacks.