INTRODUKSI TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK DENGAN MEMANFAATKAN KOTORAN SAPI
Abstract
Ternak sapi di pedesaan diandalkan oleh petani sebagai sumber pendapatan. Di sisi lain, ternak sapi menghasilkan limbah yang dapat berdampak terhadap pencemaran lingkungan. Inovasi teknologi dibutuhkan untuk memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik. Permasalahannya sejauh mana penerapan teknologi pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk dan apakah pupuk organik dapat memberikan manfaat begi petani peternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknologi pupuk organik dan manfaatnya bagi petani di pedesaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Data yang dikumpulkan adalah data yang dipublikasi baik oleh BPS maupun artikel – artikel ilmiah. Penentuan lokasi kecamatan dan desa adalah secara purposive sampling. Kecamatan yang dipilih adalah kecamatan yang memiliki populasi sapi terbanyak. Desa sampel adalah desa yang memiliki petani yang sudah menerapkan teknologi pembuatan pupuk bersumber dari kotoran sapi. Responden ditentukan secara purposive sampling yaitu petani yang telah memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik. Analisis data menggunakan análisis deskriptif. Ternak sapi menghasilkan kotoran sebanyak 10 kg per hari yang dikelola menjadi pupuk organik padat sebanyak 3 kg. Jumlah ternak sapi di Kecamatan Sangkub Tahun 2018 sebanyak 3570 ekor menghasilkan kotoran sebanyak 13.030.500 kg dalam setahun. Pupuk padat dijual dengan harga Rp 1500 per kg. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa petani yang mengikuti penyuluhan inovasi teknologi pupuk organik sebanyak 37,5 persen (15 petani) dan yang menerapkan 13,33 persen dari jumlah petani yang ikut penyuluhan. Perlu sosialisasi bagi petani untuk pemanfaatan kotoran sap sebagai pupuk organik.
Kata Kunci : teknologi, introduksi, pupuk, organik, sapi
ORGANIC FERTILIZER TECHNOLOGY INTRODUCTION BY UTILIZING CATTLE WASTE
Cattle in rural areas were favored by farmers as a source of income. On the other hand, cattle produce waste which can have an impact on environmental pollution. Technological innovation was needed in utilizing cattle waste as organic fertilizer. The problem was the extent to which technology was applied to utilize cattle waste as fertilizer and whether organic fertilizers can benefit farmers. The purpose of this study was to determine the application of organic fertilizer technology and its benefits for farmers in rural areas. The research method used was a survey method. The data collected was data published both by BPS and scientific articles. Determination of the location of districts and villages was by purposive sampling. The districts were selected based on the districts that had the largest cattle population. The sample villages were determined based on the presence of farmers who had applied fertilizer technology sourced from cattle waste. Respondents were determined by purposive sampling, namely farmers who have used cattle waste as organic fertilizer. The data analysis used was descriptive analysis. Cattles produce 10 kg of feces per day which was managed into 3 kg of solid organic fertilizer. The number of cattle in Sangkub District in 2018 was 3570 heads producing 13,030,500 kg of feces a year. Solid fertilizer was sold at Rp. 1500 per kg. Based on the results of the study, it can be concluded that the farmers who took part in the extension on organic fertilizer technology innovation were 37.5 percent (15 farmers) and those who applied 13.33 percent of the total farmers who participated in the extension. There is a need for socialization for farmers to use cattle waste as organic fertilizer.
Keywords: technology, introduction, fertilizer, organic, cattle
Full Text:
PDFReferences
A. Ratriyanto, S. D. Widyawati, W.P.S. Suprayogi, S. Prastowo dan N. Widyas.Pembuatan pupuk organic dari kotoran ternak untuk meningkatkan produksi pertanian. Jurnal Semar, 8. 1(2019) :9 – 13.
H. Murnawan. Penerapan teknik pembuatan pupuk organic dengan memanfaatkan limbah/sampah organik. JurnalAbdikarya, 01. 1 (2017) : 14-19.
D. Nenobesi, W. Mella, dan P. Soetedjo. Pemanfaatan limbah padat kompos kotoran ternak dalam meningkatkan daya dukung lingkungan dan biomassa tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Pangan, 26. 1 (2017) : 43 – 56..
Sukamta, M. A. Shomad dan A. Wisnujati. Pengelolaan Limbah Ternak Sapi Menjadi Pupuk Organik Komersial di Dusun Kalipucang, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta. Jurnal Berdikari. 5. 1 (2017) : 1-10.
E. Sutrisno dan I.B. Priyambada. Pembuatan pupuk kompos padat limbah kotoran sapi dengan metoda fermentasi menggunakan bioaktivator starbio di Desa Ujung – Ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jurnal Pasopati, 1. 2 (2019) : 77-79.
S. P. Nugraha dan F. N. Amini. Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Organik. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 2. 3 (2013): 193-197.
L. Trivana, A. Y. Pradhana dan A. P. Manambangtua. Optimalisasi waktu pengomposan pupuk kandang dari kotoran kambing dan debu sabut kelapa dengan bioaktivator EM4. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 9. 1 (2017): 16-24.
N. A. Fitriyanto, S. Triatmojo1, A. Pertiwiningrum1, Y. Erwanto1, M. Z. Abidin1, E. Baliarti, dan Y. Y. Suranindyah. 2015. Penyuluhan dan pendampingan pengolahan limbah peternakan sapi potong di kelompok tani ternak Sido Mulyo Dusun Pulosari, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Indonesian Journal of Community Engagement, 01. 01 (2015) : 79-95.
Mulyatun. Sumber energy terbarukan dan pupuk organic dari limbah kotoran sapi, Jurnal Dimas, 16 .1 (2016) :191-214.
A. Abdullah, H. M. Ali, dan J. A. Syamsu. Status keberlanjutan adopsi teknologi pengolahan limbah ternak sebagai pupuk organik. Jurnal Mimbar, 31. 1 (2015): 11-20.
I.G.A. Kasmawan, G.N. Sutapa, dan I.M. Yuliara. Pembuatan pupuk organik cair menggunakan teknologi komposting sederhana. Buletin Udayana Mengabdi, 17. 2 (2018) : 67-72.
Refbacks
- There are currently no refbacks.