PERAN DONGENG UNTUK MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Rosa Imani Khan

Abstract


Digitalisasi di berbagai sektor kehidupan merupakan ciri dari Era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Kian hari masyarakat kian menyukai kepraktisan yang disuguhkan oleh alat modern nan canggih bernama gadget. Tingginya tingkat penggunaan gadget tidak hanya muncul pada orang dewasa, tapi juga pada anak-anak. Banyaknya orangtua yang mengizinkan anak untuk berlama-lama bermain gadget agar anak menjadi tenang dan tidak rewel, membuat anak semakin asyik dengan gadget dan acuh terhadap lingkungan di sekitarnya.Jika kondisi ini dibiarkan terjadi terus-menerus, maka lama-kelamaan anak akanmenjadi ketergantungan dengan gadget. Waktu yang dimiliki oleh anak dapat menjadi terbuang begitu saja karena saat anak memainkannya, tidak jarang jadi lupa waktu. Padahal penggunaan gadget yang berlebihan akan membawa dampak negatif bagi tumbuh-kembang anak.Masa usia dini adalah masa awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang hidup manusia. Setiap anak mempunyai potensi untuk menjadi lebih baik di masa mendatang apabila diberi rangsangan, bimbingan, bantuan dan perlakuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, salah satunya adalah dengan mendongeng kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dongeng dan manfaatnya bagi anak usia dini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Data-data yang diperlukan dikumpulkan melalui studi pustaka kemudian dilakukan interpretasi untuk mendeskripsikan tentang dongeng dan mengungkap manfaat dongeng bagi perkembangan anak usia dini. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang menceritakan kejadian luar biasa yang penuh khayalan dan tidak betul-betul terjadi. Mendongeng dapat dilakukan oleh orangtua untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) dalam diri anak. Isi cerita dari dongeng dapat membekali anak dengan sesuatu yang bermanfaat bagi hidupnyakarena menyajikan “imitation of life” (konsepsi mimesis yang dapat membuat anak lebih paham akan kehidupan dan permasalahannya) dan dapat membuka cakrawala pemikiran anak sehingga mendapatkan nilai-nilai yang berharga dan bermanfaat, termasuk dapat membentuk karakter yang positif dalam diri anak.

Kata kunci: dongeng, anak usia dini.

THE ROLE OF FAIRY TALES TO OPTIMIZE THE DEVELOPMENT OF EARLY CHILDREN

Digitalization in various sectors of life is a feature of the current Industrial Revolution Era 4.0. People increasingly like the practicality that is served by modern and sophisticated tools called gadgets. The high level of gadget use appears not only in adults, but also in children. The number of parents who allow children to play gadgets for a long time so that the children are calm and not fussy, making children more engaged with gadgets and indifferent to the environment around them. If this condition is allowed to happen continuously, then over time the child will become dependent on gadgets. Time owned by children can be wasted because when children play, they often forget the time. Even though excessive use of gadgets will have a negative impact on children's development. Early childhood is the beginning of the most important and fundamental throughout the human life span. Every child has the potential to be better in the future if given stimulation, guidance, assistance and treatment in accordance with the level of growth and development, one of which is by telling stories to children. This study aims to describe fairy tales and their benefits for early childhood. This research was conducted using qualitative methods. The necessary data is collected through literature study and then interpreted to describe fairy tales and reveal the benefits of fairy tales for early childhood development. Fairy tales are an old literary form that tells about extraordinary events that are imaginary and do not actually happen. Storytelling can be done by parents to develop cognitive (knowledge), affective (feeling), social, and conative (appreciation) aspects in children. The contents of stories from fairy tales can equip children with something that is useful for their lives because they present an "imitation of life" (mimetic conception that can make children understand more about life and its problems) and can open up the child's mindset so that they get valuable and useful values, including being able to form a positive character in children.

Keywords : fairy tales, early childhood


Full Text:

PDF

References


W. Novitasari and N. Khotimah, “Dampak Penggunaan Gadget terhadap Interaksi Sosial Anak Usia 5-6 Tahun,” Teratai, vol. 5, no. 3, pp. 182–186, 2016.

R. Rukiyah, “Dongeng, Mendongeng, dan Manfaatnya,” Anuva, vol. 2, no. 1, pp. 99–106, 2018, doi: 10.14710/anuva.2.1.99-106.

R. Syahra, Informatika Sosial. Peluang dan Tantangan. Bandung: LIPI, 2006.

A. Antara, “Mengapa Anak Sangat Menyukai Gadget? Begini Penjelasannya,” okezone.com, 2017. https://lifestyle.okezone.com/read/2017/11/27/196/1821466/mengapa-anak-sangat-menyukai-gadget-begini-penjelasannya.

N. Islami, “Pengaruh Gadget pada Anak,” kominfo.go.id, 2017. https://kominfo.go.id/content/detail/10161/pengaruh-gadget-pada-anak/0/sorotan_media.

R. Witarsa, R. S. Mulyani, Urhananik, and N. R. Haerani, “Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Sekolah Dasar,” Pedagogik, vol. VI, no. 1, pp. 9–20, 2018.

P. A. Chusna, “Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak,” Din. Penelit. Media Komun. Sos. Keagamaan, vol. 17, no. 2, pp. 315–330, 2017, doi: 10.21274/dinamika/2017.17.2.315-330.

K. Priyono, Terampil Mendongeng. Jakarta: Grasindo, 2001.

S. S. K., Menulis Ilmiah: Metodologi Penelitian Kualitatif, Kedua. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010.

Y. N. Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2009.

D. Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2010.

I. Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Kreatif Mendidik dan Bermain Bersama Anak. Yogyakarta: Pinus Book, 2010.

K. L. Purwanti, “Perbedaan Gender Terhadap Kemampuan Otak Kanan Pada Siswa Kelas I,” J. Sawwa, vol. 9, no. 1, pp. 107–122, 2013.

S. B. Utomo, “Mendongeng dalam Perspektif Pendidikan,” Agastya, vol. 3, no. 01, pp. 1–8, 2013, doi: 10.25273/ajsp.v3i01.901.

Z. Habsari, “Dongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anak,” Bibliotika, vol. 1, no. 1, pp. 21–29, 2017.

B. Nurgiyantoro, Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005.

Alsanudin, Rustiyarso, and Rosnita, “Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Media Dongeng dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas 1 SD,” Khatulistiwa, vol. 2, no. 11, 2013.

P. P. Ardini, “Pengaruh Dongeng dan Komunikasi Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun,” J. Pendidik. Anak, vol. 1, no. 1, 2012, doi: 10.21831/jpa.v1i1.2905.

B. S. Bachri, Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-kanak, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta: Depdikbud, 2005.

I. M. Ralibi, Fun Teaching. Cikarang: Duha Khazanah, 2008.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.