KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SAPI POTONG MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI PAKAN
Abstract
Pakan adalah salah satu faktor penting dalam menunjang pengembangan peternakan sapi potong. Kendalanya ternak sapi digembalakan di lahan pertanian sehingga pakan yang dikonsumsi adalah rumput lapangan yang kualitasnya rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi apa yang digunakan untuk introduksi teknologi pakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan teknik PRA. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive sampling yaitu kecamatan yang memiliki populasi sapi yang rendah. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari publikasi (BPS) dan artikel-artikel ilmiah. Responden ditentukan secara purposive sampling yaitu petani yang ternak sapi potong tradisonal. Responden kunci adalah pejabat Dinas Pertanian Peternakan dan penyuluh pertanian di lokasi penelitian. Analisis data menggunakan analisis PMSL dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ternak sapi potong digembalakan di lahan pertanian dengan pakan yang dikonsumsi adalah rumput yang kualitasnya rendah. Usaha ternak sapi potong yang bersifat tradisional ditunjukkan dengan skala kecil. Teknologi yang digunakan masih sederhana artinya petani peternak belum memperhatikan teknologi pakan berkualitas dan pengolahan pakan. Potensi maksimum sumberdaya lahan di bawah pohon kelapa (PMSL) untuk Kecamatan Bolangitang Timur adalah sebesar 3.158,42, Kecamatan Bintauna sebesar 3.206,55 dan Kecamatan Bolangitang Barat adalah sebesar 4.744,24.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi yang dikembangkan adalah strategi agresif untuk meningkatkan peluang dengan memanfaatkan kekuatan yang ada. Perlu sosialisasi bagi petani peternak untuk introduksi hijauan berkualitas dan pengawetan hijauan.
Kata Kunci : teknologi, introduksi, pakan, sapi, kebijakan
BEEF CATTLE DEVELOPMENT POLICY THROUGH FEED TECHNOLOGY INTRODUCTION
Feed was an important factor in supporting the development of beef cattle farms. The problem was that cattle were grazed on agricultural land so that the feed consumed was field grass of low quality. The purpose of this research was to analyze what strategies were used for the introduction of feed technology. The research method used was a survey method, with the PRA technique. The location was determined by purposive sampling, namely districts that had a low cattle population. The data collected is primary data obtained from publications (BPS) and scientific articles. Respondents were determined by purposive sampling, namely farmers who were traditional beef cattle. Key respondents were officials of Department of the Agriculture and Animal Husbandry, and agricultural extension agents. Data were analyzed using PMSL and descriptive analysis. The results showed that beef cattle were grazed on agricultural land and the feed consumed was grass of low quality. Traditional beef cattle business was shown on a small scale. The technology used was traditional means that quality feed technology and processing have not been applied by farmers. The maximum potential of land resources under coconut trees (PMSL) for District of East Bolangitang District was 3,158.42, Bintauna was 3,206.55 and West Bolangitang was 4,744.24. Based on the research results it can be concluded that the strategy developed is an aggressive strategy to increase opportunities by utilizing existing strengths. Socialization is needed for farmers to introduce quality forages and forage preservation.
Keywords: technology, introduction, feed, cattle, policy
Full Text:
PDFReferences
A.H.S. Salendu dan F.H. Elly. Potensi pengembangan hijauan pakan ternak sapi di bawah pohon kelapa di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow. Pastura, Journal of Tropical Forage Science, 4. 1 (2014) : 7– 10.
F.H. Elly, P.O.V. Waleleng., I.D.R. Lumenta dan F.N.S. Oroh. Introduksi hijauan makanan ternak sapi di Minahasa Selatan. Pastura, Journal of Tropical Forage Science, 4. 1 (2014) : 7 – 10.
R. Dianita, A. Rahman Sy., H. Syarifuddin., Syafwan and Zubaidah. Improvement of forage feed through introduction of Legum Indigofera and making silage legum-maize straw on farmer's group in Palayangan District. J. of Community Service,29 (2014):76-79.
S.N. Jasmani. dan B. Haryanto. Memperbaiki produktivitas hijauan pakan ternak untuk menunjang kapasitas padang penggembalaan kerbau di Kabupaten Kampar, Riau (Suatu Saran Pemikiran). Pastura, Journal of Tropical Forage Science, 4. 2 (2015) : 95-99.
J.M. Muis, Kinerja dan prospek pengembangan usaha ternak sapi potong ramah lingkungan di Sumatera Barat. Widyariset, 18. 1 (2015) : 59-70.
A.H.S. Salendu, I.D.R. Lumenta., H. O. Gijoh, F. H. Elly and D. Polakitan. Prospect of Environment Beef Cattle Development in Regency of North Bolaang Mongondow, North Sulawesi Province, Indonesia. Proceeding The 4th International Seminar on Animal Industry, Bogor (2018) : 345-349.
M. Ikbal. 2015. Evaluasi kebijakan penertiban ternak di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong. E-Jurnal Katalogis, 3. 10 (2015) : 167-172.
S.S. Walia and N. Kaur. Integrated farming system-an ecofriendly approach for sustainable agricultural environment-a review. Greener Journal of Agronomy Forestry and Horticulture, 1.1. (2013), 001 - 011.
T.M. Nur., C. Fadli and H. Satriawan. Analysis of the potential of integration of palm oil-cattle in Bireuen Regency, Aceh Province. Agraris, Journal of Agribusiness and Rural Development Research,4.2 (2018) : 69-80.
D. Martan. Rancang Bangun Model Kebijakan Pengembangan Peternakan Sapi Potong (Studi Kasus di Sulawesi Selatan). Disertasi. Program Doktor Manajemen agribisnis. IPB, Bogor (2012).
Jamilah. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Aceh. Jurnal Agrifo, 2. 2 (2017) : 50-55.
J.R. Sahala. Widiati dan E. Baliatri. Analisis kelayakan finansial usaha penggemukan sapi potong simmental peranakan ongole dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kepemilikan pada peternakan rakyat di Kabupaten Karanganyar. Bulletin of Animal Science, 40.3 (2016) : 75-82.
D. Happyana. Analisis keuntungan usaha penggemukan sapi potong rakyat di Kabupaten Wonogiri. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 5.2 (2017) : 33-39.
Refbacks
- There are currently no refbacks.