MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT ADAT SEBAGAI STRATEGI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL (STUDI KASUS ADAT BETAWI DKI JAKARTA)

I Wayan Ruspendi Junaedi, I Wayan Damayana, Dermawan Waruwu

Abstract


DKI Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang sistem perekonomian sudah terbuka seluruh komponen perekonomian berada diJakarta. Namun pada prakterknya Jakarta masih memiliki sistem adat yaitu adat Betawi. Kehadiran lembaga perekonomian berlandaskan kebudayaan Betawi mengangkat perekonomian masyarakat di Jakarta khusunya masyarakat ekonomi menengah kebawah. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu, Bagaimana cara masyarakat Adat Betawi membangun sistem perekonomian masyarakatnya. Bagaimana bentuk lembaga ekonomi masyarakat adat diDKIJakarta dalam menjalankan roda perekonomian.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara masyarakat adat membangun sistem perekonomiannya; untuk mengidentifikasi bentuk lembaga ekonomi masyarakat adat di Indonesia. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif (mix method) dengan tipe penelitian case study. Data dikumpulkan dan dianalisis secara observation, wawancara, dan dokumen. Hasil dan temuan penelitin ini cara masyarakat Adat Betawi membangun sistem perekonomian masyarakatnya dengan melakukan pemberdayaan masyarakat adat yang didasarkan pada konsep bahwa setiap warga masyarakat memiliki kewajiban untuk mendukung kegiatan adatnya masing-masing. Bentuk lembaga ekonomi masyarakat Adat Betawi di DKIJakarta yang berhasil adalah koperasi jasa “Jakarta Tentram Sejahtera (JTS)”. Lembaga adat atau jenis usaha yang ada pada Koperasi JTS bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan modal dalam mengembangkan usahanya masing-masing maupun dalam menjual hasil usahanya tersebut. JTS merupakan salah satu model yang bisa digunakan sebagai percepatan pembangunan ekonomi nasional. Dengan adanya Koperasi Jasa JTS ini maka masyarakat adat Betawi mengalami peningkatan ekonomi dan kesejahteraan hidupnya.

Kata kunci: Adat Betawi, Ekonomi Berbasis Adat, Ekonomi Nasional, Koperasi Jasa JTS.


MODEL OF ECONOMIC EMPOWERMENT OF INDIGENOUS PEOPLES AS A STRATEGY IN ACCELERATING NATIONAL ECONOMIC DEVELOPMENT (CASE STUDY OF BETAWI CUSTOM, IN DKI JAKARTA)

Indigenous based on economic institutions aim to maintain the local wisdom of the community as well as accelerate national economic development. People's economic lives are improved through the empowerment of customs. The research formulation is (1). How do Betawi Indigenous people build their people's economic system? (2). What is the shape of indigenous economic institutions in DKI Jakarta? The purpose of this research is to find out how indigenous peoples build their economic systems; to identify the form of indigenous economic institutions in Indonesia. Researchers used qualitative and quantitative descriptive methods (mix methods) with case study types. Data is collected and analyzed in observations, interviews, and documents. The results and findings are (1). the way the Betawi Indigenous people build their community's economic system by empowering indigenous peoples based on the concept that every citizen has an obligation to support their own indigenous activities. (2). The form of betawi indigenous economic institution in DKI Jakarta that succeeds is the service cooperative "Jakarta Tentram Sejahtera (JTS)". The traditional institution or type of business in JTS Cooperative aims to provide convenience for the community to get capital in developing their own business or in selling the proceeds of the business. JTS is one of the models that can be used as an acceleration of national economic development. With this JTS Service Cooperative, betawi indigenous people experienced an increase in their economy and welfare.

Keywords: Betawi Customs, Indigenous Based Economy, National Economy, JTS Service Cooperative


Full Text:

PDF

References


Beets WC. Raising and Sustaining Productivity of Smallholder Farming Systems in the Tropics. Holland: AgBe Publishing,1990.

Bigsten A. (2018). Determinants of the evolution of inequality in Africa. J Afr Econ; 27.

Budi SP. (2008) Relevansi Dan Aplikasi Aliran Ekonomi Kelembagaan. J Ekon Pembang: 9

Erani YA. Ekonomi Kelembagaan. Malang: Bayumedia Publishing,2008.

Gamage, H.R. Cameron, D. & Woods E. Are Sri Langkan Entrepeneurs Motivated by the Need for Achievement? In: Presented at the 9th Inter- national Conference on Sri Lanka Studies, 28th – 30th November 2003. Sri Lanka: Matara,2003.

Lambing P dan CRK. Enterpreneurship. New Jersey, USA: Prentice Hall, 2000.

LeRoy Miller R. (2011). Business Law Today: The Essentials. In: South-Western Cengage Learning.

Nafziger EW. (2012)Economic Development. 2012. Epub ahead of print. DOI:10.1017/CBO9781139028295.

Pratap S, Quintin E. (2009). The Informal Sector in Developing Countries: Output, Assets, and Employment. In: Personal Wealth from a Global Perspective. Epub ahead of print 2009. DOI: 10.1093/acprof:oso/9780199548880.003.0018.

Sabirin. (2016) UMKM, MEA, Pembangunan Ekonomi. J Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah; 1.sa

Todaro M., Smith S. (2012). Economic Development. Epub ahead of print 2012. DOI:10.1177/089124240001400105.

Saffu K. (2009). The Role and Impact of Culture on South Pacific Island Entrepeneurs, International Journal of Entrepeneurial Behavior & Research.

Spradley, James P. (2007). Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana


Refbacks

  • There are currently no refbacks.