ANALISIS LAJU INFILTRASI PADA VARIASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA BALIKPAPAN

Mariatul Kiptiah, Ali Arifin Soeparla, Rahmat Bangun Giarto

Abstract


Kota Balikpapan mengalami perubahan tata guna lahan yang pesat, seiring berjalan waktu perkembangannya kurang terkendali sehingga daerah resapan menjadi berkurang dan kapasitas laju infiltrasi rendah, mengakibatkan bangunan-bangunan air seperti sungai, pintu pengatur aliran dan aliran drainase yang kecil akan memperlambat aliran air hujan yang turun ke tanah kembali ke laut dan menimbulkan aliran permukaan yang tinggi yang menimbulkan erosi. Dalam rangka menerapkan system drainase berkelanjutan dan menjaga potensi air tanah di Kota Balikpapan, khususnya untuk menjaga keseimbangan air melalui penyerapan air kedalam tanah. Dengan menganalisis nilai laju infiltrasi terhadap variasi penggunaan lahan yang ada maka dapat kita tentukan seberapa besar nilai laju infiltrasi pada enam titik lokasi di Kota Balikpapan dengan variasi penggunaan lahan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode infiltrasi horton dengan menggunakan data pengukuran langsung, menggunakan alat double ring infiltrometer dan menentukan klasifikasi tanah menggunakan analisa saringan. Laju infiltrasi aktual dan laju infiltrasi metode horton terbesar pada penggunaan lahan kebun 3 yaitu kebun kelapa sebesar 700,34 mm/jam masuk dalama kategori infiltrasi sangat cepat, dimana kelapa memilki akar serabut yang mudah meresap air dan masuk dalam kategori laju infiltrasi sangat cepat, Termasuk dalam kelompok pasir bergradasi buruk (SP), pada semak 1, semak 2 dan semak 3 dimana penggunaan lahannya semak belukar, vegatasinya berupa rumput dan alang alang memiliki nilai sebesar 496,14 mm/jam, 415, 16 mm/jam, dan 269,71 mm/jam termasuk dalam kategori sangat cepat. Hubungan laju infiltrasi aktual dan infiltrasi horton memiliki hubungan yang kuat, dimana nilai korelasi (r2) semua lokasi pengukuran adalah semak 1=0,9957, semak=0,978, semak 3=0,9707, kebun 1=0,9768, kebun 2=0, 9955, dan kebun 3=0,9641.

Kata kunci:laju infiltrasi, infiltrasi Horton, infiltrasi aktual, penggunaan lahan, kadar air

 

ANALYSIS OF INFILTRATION  RATE USE VARIATIONS IN BALIKPAPAN

Balikpapan is experiencing rapid land use changes, development is less controlled so that the catchment area becomes reduced and the infiltration rate capacity is low, resulting in water structures such as rivers, flow control and drainage flows which will slow down the flow of rainwater that falls. To the ground back into the sea and cause high surface runoff which causes erosion. In order to implement a sustainable drainage system and maintain the potential of groundwater in the city of balikpapan, in particular to maintain water balance through absorption of water into the soil. By analyzing the value of the infiltration rate on the variations of existing land use, we can determine how much the value of the infiltration rate is at six location points in balikpapan city with variations in land use. The method used in this study is the horton infiltration method using direct measurement data, using a double ring infiltrometer and determining soil classification using sieve analysis. The actual infiltration rate and the largest horton method infiltration rate on the land use of garden 3, namely coconut plantations at 700.34 mm/hour fall into the very fast infiltration category, where coconuts have fibrous roots that easily absorb water and fall into the category of very fast infiltration rates, including in the poorly graded sand group (sp), in bush 1, bush 2 and bush 3 where the land use is shrubs, the vegetation in the form of grass and alang alang has values of 496.14 mm/hour, 415, 16 mm/hour, and 269, 71 mm/hour is included in the very fast category. The relationship between actual infiltration rate and horton infiltration has a strong relationship, where the correlation value (r2) for all measurement locations is bush 1 = 0.9957, bush = 0.978, bush 3 = 0.9707, garden 1 = 0.9768, garden 2 = 0.9955, and garden 3=0.964

Keywords: infiltration, Horton infiltration, actual infiltration, land use, water


Full Text:

PDF

References


Dewi Agustina, dkk, “Analisis Kapasitas Infiltrasi Pada Beberapa Penggunaan Lahan Di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,” Geo-Image, vol. 1, no. 1, 2012,

S. S. Indirwan, “Kajian Laju Infiltrasi Pada Beberapa Tutupan Lahan di Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat Kabupaten Kutai Timur,” Agrifor, vol. XVI, no. 2, pp. 301–310, 2017.

M. David, M. Fauzi, and A. Sandhyavitri, “Di Daerah Aliran Sungai (Das) Siak,” Jom FTEKNIK, vol. 3, no. 2, pp. 1–12, 2016.

H. C. Hardiyatmo, Mekanika Tanah I, 6th ed. Yogyakarta, 2012.

L. D. Susanawati, B. Rahadi, and Y. Tauhid, “Penentuan Laju Infiltrasi Menggunakan Pengukuran Double Ring Infiltrometer dan Perhitungan Model Horton pada Kebun Jeruk Keprok 55 (Citrus Reticulata) Di Desa Selorejo, Kabupaten Malang,” J. Sumberd. Alam dan Lingkung., vol. 5, no. 2, pp. 28–34, 2018

E. Y. Ardiansyah, T. Tibri, A. Fitrah, S. Azan, and J. A. Sembiring, “Analisa Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Laju Infiltrasi Air,” no. April, pp. 86–90, 2019.

S. Arif Sudarmanto, Imam Buchori, “Perbandingan Infiltrasi Lahan Terhadap Karakteristik Fisik Tanah, Kondisi Penutupan Tanah Dan Kondisi Tegakan Pohon Pada Berbagai Jenis Pemanfaatan Lahan,” J. Geogr. Media Inf. Pengemb. dan Profesi Kegeografian, vol. 11, no. 1, pp. 1–13, 2014

M. K. Dkk, “Jurnal SIPILsains,” J. Sipilsains, vol. 10 2, no. September, pp. 151–156, 2020.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.