IDENTIFIKASI SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH DI GOA PINDUL, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA MENGGUNAKAN KOMBINASI DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS, ELEKTRO MAGNETIK VLF DAN PEMETAAN SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH
Abstract
Daerah Gunung Kidul merupakan suatu daerah karst yang kebanyakan terdiri dari batuan karbonat.merupakan daerah yang memiliki tingkat pelapukan yang sangat tinggi, bisa secara kimiawi maupun fisika. Hal inilah yang menyebabkan terdapat banyak rongga batuan dan goa pada daerah karst. Salah satu hasil dari pelarutan pada daerah Gunung Kidul yang terkenal adalah Goa Pindul. Penyelidikan air tanah disekitar Goa Pindul sangat perlu dilakukan karena peruntukannya untuk keperluan sehari hari. Penyelidikan yang dilakukan adalah melalui metode elektromagnetik Very Low Frequency (VLF) dan geolistrik resistivitas (konfigurasi pole dipole) dan pemetaan sungai bawah tanah. Dari hasil integrasi metode tersebut akan dihasilkan informasi lapisan air tanah, ketebalan, kedalaman dan geometri goa secara 3D. Berdasarkan hasil pemetaan didapat perkembangan aliran sungai bawah tanah disekitar Goa Pindul. Penampang resistivitas memiliki kelebihan dapat menggambarkan secara detail letak kantong air diatas langit-langit goa akibat proses infiltrasi air dari permukaan tanah. Penampang elektromagnetik memiliki penetrasi yang dalam sehingga dapat mengetahui kedudukan dari sesar yang bekerja pada sekitar daerah goa pindul. Kantong air yang terletak diatas atap goa ditunjukan dengan rentang nilai resistivitas sebesar 1-30 Ωm pada kedalaman 5-11 m dibawah permukaan tanah. Kantong air ini dapat terbentuk karena adanya sisipan lempung pada perlapisan batuan gamping yang menghalangi air untuk turun kebawah. Sisipan lempung ditunjukan dengan rentang nilai resistivitas 8-60 Ωm yang keberadaannya tersebar dari kedalaman 1,7-17 m.Keberadaan aliran sungai bawah tanah pada metode ini ditunjukan dengan rentang nilai rapat arus elektrik (RAE) 65-100%.
Full Text:
PDFReferences
S. Budhi, Abdurahman, Oman Iman, Munib, Riawan dan Edi. “Evaluasi Kajian Resiko Dan Adaptasi Perubahan Iklim Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Studi Kasus Ketersediaan Air di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, Conferece PAAI, (2016): II,15-21.
Fandeli, C. “Perencanaan Kepariwisataan Alam.Yogyakarta”, Prosiding Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2002): VI, 27-32.
Santiago, Chile. “Global Code of Ethics for Tourism”, UNWTO 13th General Assembly, (1999): V, 25-30.
Agniy, R.F. “Kajian Hidrogeologi Karst Sistem Gua Pindul, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul”, Skripsi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2016): XI, 20-26.
White, W.B. “Geomorphology and Hydrology of Karst Terrain”, Oxford University Press, New York (1998): p.102-112.
Cahyadi, A. 2014. “Keunikan Hidrologi Kawasan Karst”, Jurnal Ekologi Lingkungan Kawasan Karst Indonesia, Yogyakarta (2014): II, 54-64.
Sismanto, Eddy, H., Sudarmadji, M., Nukman, dan Suryanto, W., “Tanggapan gelombang elektromagnetik frekuensi rendah (vlf) dari sungai bawah tanah: sebuah uji coba metoda VLF di sekitar Goa Bribin, Gunungkidul, Yogyakarta”, Jurnal Fisika Indonesia, (2003): VII, 31-42.
Adji, T.N., “Agresivitas Airtanah Karst Sungai Bawah Tanah Bribin, Gunung Sewu”, Indonesian Cave and Karst Journal HIKESPI, 2005: I, 35-46.
Haryono, E. Day, M., “Landform differentiation within the Gunung Kidul Kegel Karst, Java, Indonesia”, Journal of Cave and Karst Studies, (2004) v.66 no. 2, p. 62‐69 .
Sampurno, Joko., “Aplikasi Metode Elektromagnetik Untuk Identifikasi Akuifer Di Taman Universitas Tanjungpura”, SEMIRATA, (2015): VI, 21-32.
Broto, Surdaryo, and R. S. Afifah., "Pengolahan data geolistrik dengan metode schlumberger", Jurnal Teknik, (2008): II, 120-128.
Refbacks
- There are currently no refbacks.