Daya Terima Masyarakat terhadap Pempek "Adaan" sebagai Diversifikasi Tepung Singkong
Abstract
Cassava flour is an alternative food ingredient that can support diversification and food security because it is available in sufficient and equitable quantities, has decent quality and nutrition, is safe for consumption, and is affordable for every individual. Cassava flour is also more environmentally friendly because it does not produce as much waste as in the manufacture of tapioca. The use of cassava flour as a substitute for existing pempek refers to the similarity ofcontent amylose and amylopectin with tapioca so that it can produce good quality pempek. This study aims to determine the acceptance of the community in the village of Fajar Baru, South Lampung to pempek products with cassava flour substitution as an effort to increase diversification and food security. The method used is experimental, by testing the acceptability using hedonic tests for several aspects such as color, surface smoothness, aroma, salty taste, umami, trigeminal, chewy texture, hardness, tooth stickiness, and smoothness with a hedonic scale starting from very like to really dislike. Analysis of the data used to test the hypothesis is Friedman test and further test using Tuckey test. The results of this study indicate that there is no significant difference in the aspects tested except for the significant aspects of the outer color and the smoothness of the outer surface. Based on this, it can be concluded that the substitution of cassava flour in existing pempek produces good product quality and can be accepted by the people of Fajar Baru village, South Lampung.
Abstrak
Tepung singkong merupakan bahan pangan alternatif yang dapat menunjang diversifikasi dan ketahanan pangan karena tersedia dalam jumlah yang cukup dan merata, mutu dan gizi yang layak, aman dikonsumsi, serta terjangkau bagi setiap individu. Tepung singkong juga lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah yang banyak seperti pada pembuatan tapioka. Pemanfaatan tepung singkong sebagai bahan substitusi pada pempek adaan mengacu pada kesamaan kandungan amilosa dan amilopektin dengan tapioka sehingga dapat menghasilkan kualitas pempek adaan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima masyarakat di desa Fajar Baru, Lampung Selatan terhadap produk pempek adaan dengan substitusi tepung singkong sebagai upaya meningkatkan diversifikasi dan ketahanan pangan. Metode yang digunakan adalah eksperimen, dengan pengujian daya terima menggunakan uji hedonik untuk beberapa aspek seperti warna, kehalusan permukaan, aroma, rasa asin, umami, trigeminal, tekstur kekenyalan, kekerasan, kelengketan pada gigi, dan kelicinan dengan skala hedonik yang dimulai dari sangat suka hingga sangat tidak suka. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Friedman dan uji lanjutan menggunakan uji Tuckey. Hasil dari penelitian ini menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap aspek-aspek yang diuji kecuali signifikan pada aspek warna luar dan kehalusan permukaan luar. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa substitusi tepung singkong pada pempek adaan menghasilkan kualitas produk yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat desa Fajar Baru, Lampung Selatan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anwar, C. (2019). Kajian Penggunaan Jenis Ikan dan Tepung Terigu Pada Kualitas Kimia, Fisik, dan Organoleptik Kamaboko. Journal of Fisheries and Marine Research. 3 (3), 288-300.
Badan Litbang Pertanian. (2011). Proses Pengolahan Tepung Kasava dan Tapioka. Sinar Tani.
Handayani, T, D. (2020). Pengaruh Jenis Pati Ubi Kayu Terhadap Karakteristik Mi Pentil Kering yang Dihasilkan. Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian. 2 (2), 6-14.
Jayanti, U, Dasir, Idealistuti. (2017). Kajian Penggunaan Tapioka Dari Berbagai Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan Jenis Ikan Terhadap Sifat Sensoris Pempek. Edible. VI (1), 59-62.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2006). Pedoman Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Tapioka. Jakarta : Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2009). Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Pengolahan Tapioka. Jakarta : Asisten Deputi Urusan Pengadilan Perencanaan Agro Industri Deputi MENLH.
Koswara S. (2009). Teknologi Pengolahan Singkong. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Marson, J, Riani, W. (2015). Perbedaan Kadar Kalsium, Karbohidrat, Protein, Lemak, Air, dan Abu Pada Pempek yang di Tambahkan Tepung Tulang Ikan Gabus dan Daya Terimanya. Jurnal Kesehatan. X (1), 1-12.
Mustafa, A. (2015). Analisis Proses Pembuatan Pati Ubi Kayu (Tapioka) Berbasis Neraca Massa. Jurnal Agrointek. 9 (2), 127-133.
Nofitasari, N. (2015). Pengaruh Penggunaan Jenis Ikan yang Berbeda Terhadap Kualitas Pempek. Jurnal Sosial Sains. 10 (3), 1-18.
Oksilia. (2018). Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensoris Pempek Berbahan Dasar Pati Resisten Tipe III Tapioka. Prosiding Seminar Nasional I Hasil Litbangyasa Industri. ISSN 2654-8550.
Ririsanti, N, N. (2017). Penambahan Karagenan Terhadap Tingkat Kesukaan Pempek Lele. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 8 (1), 165-173.
Rudy, G. (2018). Resep Autentik Pempek Palembang dan Masakan Khas Wong Kito. Jakarta : Gramedia Pustka Utama.
Siswanti. (2017). Pemanfaatan Daging dan Tulang Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurata) dalam Pembuatan Camilan Stik. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 10 (1), 41-49.
Talib, A. (2015). Karakteristik Organoleptik dan Kimia Produk Empek-Empek Ikan Cakalang. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 8 (1), 51-59.
DOI: https://doi.org/10.32487/jshp.v6i1.1251
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JSHP: Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License